Tidak semua orang dapat merasakan adanya sosok gaib yang ada disekitar kita, melihat atau mendengarnya. Tapi ada banyak tanda yang bisa diketahui untuk merasakan apakah ada sosok makhluk gaib yang ada disekitar kita yang sedang lewat atau yang sedang mengamati kita. Sebetulnya, dalam hal ini, tak perlu bicara soal benar-salah. Rasakan saja dalam nurani dengan penuh kejujuran. Cross-kan dengan apa yang pernah Anda rasakan dan alami sendiri.
Meski nalar yang terdogma oleh berbagai dongeng terkadang mengajak hendak mengingkarinya, namun jangan khawatir Anda akan mendapat jawaban paling jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Itupun jika mau mengakui dengan penuh kejujuran dan kepolosan. Berikut ini tanda-tanda terjadinya interaksi sosok makhluk astral menurut versi Sabda Langit, dikutip dari onewebid.blogspot.co.id.
Indera Perasa Kulit
Dalam hal ini maksudnya adalah kulit dan bulu halus pada pori-pori kulit kita. Kulit sebagai salah satu dari panca indera kita, mempunyai tingkat kepekaan relatif lebih sensitif dibanding indera-indera yang lainnya. Anda tentu pernah mengalami kejadian di mana bulu halus atau bulu roma tiba-tiba terasa merinding. Hal ini disebabkan adanya perubahan suhu secara tiba-tiba menjadi dingin, atau ada hembusan hawa dingin. Bulu kuduk pada bagian tengkuk kita termasuk memiliki kepekaan yang lebih sensitif. Selain hawa dingin, Anda juga bisa merasakan hawa hangat. Gejala tersebut datang dari luar diri kita. Ini pertanda adanya interaksi lebih intens dengan makhluk astral. Namun tidak seperti aroma wangi, tanda-tanda ini tidak dapat dijadikan acuan, dari bangsa mana astral yang berada di sekitar Anda. Bisa jadi leluhur bisa pula dari sebangsa lelembut, jim priprayangan, setan bekasakan. Gejala itu merupakan peristiwa sangat biasa dan wajar terjadi kapan dan di mana saja berada karena merupakan fakta mahluk astral selalu terdapat di mana-mana. Sekalipun mempunyai sifat wujud yang berbeda, antara manusia dengan supernatural being tak dapat dipisahkan. Banyak sekali ragam supernatural being yang berada dalam dimensi yang sama dengan bangsa manusia, yakni dimensi wadag atau fisik. Namun begitu banyak pula supernatural being yang hidupnya berada dalam dimensi astral, dimensi gaib, atau dimensi non-fisik. Penghuni dimensi-dimensi tersebut bisa saling berinteraksi dalam kadar intensitas dan kualitas yang berbeda-beda. Yang paling penting kita jangan mengambil kesimpulan dini, menganggap rasa merinding tersebut merupakan kehadiran makhluk halus yang akan mengganggu kita. Satu hal yang pasti itu menjadi pertanda bahwa tak jauh dari tempat kita berada ada makhluk lain selain diri kita. Sapalah mereka dengan penuh rasa welas asih dengan bahasa dan kalimat sebisa Anda ucapkan. Merupakan inti dari kalimat yang Anda ucapkan adalah bahasa kasih yang universal, yang berasal dari kembang teleng ing ati, getaran yang tumbuh dari dalam sanubari Anda.
Aroma Sedap dan Harum
Semacam dupa, ratus, kemenyan, harum bunga-bungaan; mawar, kanthil, kenanga, melati, kembang setaman, sedap malam, kayu cendana, bau daun sirih, dsb. Ragam aroma tersebut merupakan pertanda akan keberadaan supernatural being tidak jauh dari tempat kita berada. Aroma wewangian seperti penulis sebut di atas, merupakan cirikhas astral dari kalangan manusia (leluhur), atau kelas yang lebih tinggi (dewi/widhodari), ratu gung binatara, atau orang-orang yang memiliki derajat keluhuran tinggi. Sementara ada pula leluhur yang memiliki cirikhas misalnya aroma klembak, nasi liwet, madu, dst. Masing-masing leluhur memiliki cirikhas aroma, bahkan ada yang berbau seperti malam (lilin) rebusan sarang lebah madu. Aroma juga mencirikan apa yang disukai atau sering digunakan seseorang semasa hidupnya dulu. Misalnya Mbah Ageng atau Ki Metaram Juru Nujum Sri Sultan HB IX kehadirannya ditandai dengan aroma menyan. Sementara itu, Gusti Mangkunegoro mempunyai aroma khas bunga mawar-melati dan kayu cendana. Cirikhas KRK adalah aroma bunga setaman yang meninggalkan bekas aroma sangat wangi selama 4-5 jam semenjak kehadirannya. Yang Mulia Sultan Aji Sulaeman dan YM Sultan Aji Parikesit raja Kutai Kertanegara generasi 17-18 memiliki aroma khas dupa ratus. Sebagian orang zaman sekarang banyak pula yang berbau kapur barus atau kamper yang begitu menusuk hidung. Terutama bagi orang yang saat matinya ditaburkan bubuk kamper. Akan tetapi banyak juga leluhur yang aromanya biasa-biasa saja, tidak kuat, tidak harum tidak juga menebar aroma tak sedap. Meskipun aroma wewangian dapat dijadikan acuan sebagai pertanda keberadaan leluhur atau supernatural being bangsa manusia, namun ada pengecualian yakni bau wangi bunga kemuning yang begitu semerbak dan menusuk hidung. Itu pertanda makhluk astral sebangsa peri (makhluk astral berujud perempuan cantik nan mempesona yang sering bersuamikan bangsa manusia). Apakah Anda berminat? Barangkali itulah sebabnya kenapa sebangsa peri suka dengan tanaman pohon kemuning.
Aroma Tak Sedap
Segala macam aroma yang tidak sedap. Misalnya bau bangkai, bau singkong bakar, bau pete/jengkol, bau kotoran atau semacam tinja, bau amis, anyir seperti darah, bau comberan, bau-bau busuk. Ini pertanda kehadiran berbagai macam jenis lelembut. Masing-masing lelembut memiliki cirikhas aroma masing-masing. Singkong bakar adalah cirikhas bau gendruwo yakni makhluk halus dengan ciri-ciri tingginya mencapai 3 meter bahkan ada yang lebih, tubuhnya mirip primata, wajah dan rambut menyerupai perpaduan antara wajah singa dengan anjing, kemungkinan makhluk ini memiliki gen atau kromosom yang dekat dengan bangsa manusia. Terbukti gendruwo bisa menghamili seorang wanita. Ada lagi misalnya bau pesing (bau urine kering) menandakan keberadaan wewe (istri gendruwo). Bau pesing adalah aroma yang berasal dari popok bayi wewe. Sedangkan bau jengkol, pete, merupakan cirikhas keberadaan siluman di sekitar tempat kita berada. Bau jengkol dan pete merupakan salah satu pertanda paling akurat untuk mengukur tingginya kesaktian yang dimiliki makhluk halus yang mempunyai aroma tersebut. Aroma pete dan jengkol menandakan lelembut yang ada di sekitar kita memiliki kesaktian yang cukup tinggi. Bau jengkol atau pete mudah ditemukan di mana-mana. Jika Anda ingin membuktikan sendiri, terdapat lokasi yang ideal untuk membuktikannya. Sebut saja misalnya di sepanjang tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), tepatnya sepanjang jalur Gunung Hejo (ada pada km 97-67). Bau jengkol dan pete itu berasal dari wilayah kraton siluman yang memiliki kemampuan tinggi yang berada di seputar Gunung Hejo. Tepatnya berada di samping kiri lajur tol Bandung arah Jakarta km 97 s/d km 70. Atau di sebelah utara tempat peristirahatan km 97. Sekalipun Anda menghidupkan AC dan menutup kaca mobil rapat-rapat, bau jengkol dan pete sangat menyengat itu tetap dapat menembus ke dalam ruangan kendaraan Anda. Bagi para pembaca budiman yang mempunyai sipat kandel sekelas sastra bedati, ajian sekar jagad, dan ajian kalacakra yang asli (kw-1), akan mudah sekali melenyapkan bau jengkol tersebut hanya dalam waktu kurang 1 menit. Lain lagi dengan jenis kuntilanak memiliki bau yang menjijikkan, anyir seperti darah busuk bercampur bau comberan. Yang jelas, lelembut yang tergolong “kelas bawah” atau kotor yakni setan bekasakan, jim priprayangan, dedemit, hantu, baunya sangat tidak sedap membuat perut terasa mual.
Getaran Energi
Getaran energi terasa bersentuhan atau menerpa tubuh Anda. Energi bisa terasa lembut dan halus, bisa pula terasa kuat terasa menusuk. Namun semua itu tidak dapat dijadikan patokan apakah suatu energi bersifat positif atau negatif. Namun ada kunci sederhana, jika energi datangnya dari samping tubuh, dari belakang, dari atas atau dari bawah justru energi itu bersifat positif artinya baik untuk diri kita. Tetapi jika energi itu menerpa dari arah depan Anda, biasanya energi negatif, atau buruk untuk diri kita. Seperti halnya karakter santet, tenung, guna-guna, meskipun saat mendekat bisa saja datang dari belakang rumah, samping, atau pun dari atas rumah. Tetapi pada saat serangan merasuk ke dalam tubuh selalu melalui arah depan tubuh korban. Bagi yang memiliki tingkat kepekaan yang cukup sensitif, getaran energi mudah dirasakan dan dibedakan dari mana sumbernya dan berasal dari sebangsa apa. Apakah tergolong energi alam (natural energy), energi leluhur (supernatural energy), atau berasal dari energi lelembut, jim priprayangan (khodam atau prewangan). Atau malah berasal dari inner power (tenaga dalam) seseorang yang berada tidak jauh dari mana Anda berdiri. Semakin intens berlatih Anda akan semakin mudah membedakan dari mana suatu energi berasal. Tulisan ini bermaksud mempermudah Anda untuk belajar mengembangkan kepekaan dan kemampuan mendeteksi suatu energi metafisis.
Fenomena Alam Spesifik
Fenomena alam biasanya menjadi pertanda akan kehadiran leluhur besar. Sebagai contoh di antaranya adalah datangnya hembusan angin yang cukup kuat, mendadak, kemudian senyap begitu saja dan suasana kembali dalam keheningan. Biasanya menjadi suatu pertanda kehadiran leluhur (besar). Peristiwa ini sering terjadi pada saat melaksanakan dawuh/perintah leluhur. Atau pada saat Anda melaksanakan suatu upacara besar. Tak jarang menjadi pertanda saat terjadi interaksi dengan para leluhur besar bumiputra. Misalnya kehadiran Prabu BW 5, KRK, dll. Pertanda itu terjadi pula pada saat bolosewu mengiringi dalam suatu perjalanan. Sementara itu Panembahan Bodho (kerabat Majapahit) tandanya dapat berupa angin kencang yang memandu sepanjang perjalanan spiritual. Di saat keadaan tertentu, pertanda dapat berupa hujan amat-sangat lebat disertai gelegar halilintar yang begitu dahsyat mengelilingi kita, sebagai pertanda Panembahan Bodo turut njangkung dan njampangi dalam suatu acara atau pekerjaan besar. Sementara Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan Gusti MN kehadirannya disertai pertanda terjadi hentakan sangat kuat hingga terasa menggetarkan tanah seperti gempa bumi. Sementara itu Panembahan Senopati dan Kjg Sultan Agung ada pertanda khusus berupa pancaran energi ke segala penjuru yang terasa sangat kuat disertai harum bunga telasih. Adapula yang berupa fenomena awan yang selalu menaungi di atas jalan yang kita lalui, sehingga suasananya menjadi mendung yang memayungi sepanjang perjalanan spiritual kita. Pertanda unik ada pada Yang Mulia Sultan Sulaeman, yakni berupa pelangi. Munculnya pelangi sangat tidak lazin karena kemunculannya tanpa disertai hujan dan terpaan sinar matahari. Peristiwa itu menjadi cirikhas pada saat beliau sedang njangkung dan njampangi. Terkadang berupa cincin pelangi dengan lingkaran berdiameter kurang lebih 2 meter. Misalnya terjadi pada saat perjalanan udara dari Kutai menuju Jakarta, cincin pelangi tersebut tampak selalu mengiringi di samping pesawat. Semua peristiwa itu mudah saja dialami oleh siapapun apabila sudah terbiasa dalam lajur “laku” spiritual yang tepat atau pas & pener. Selain beberapa tanda di atas, misalnya pada permukaan air tiba-tiba muncul gelombang yang cukup kuat walaupun tidak ada terpaan angin. Gejala ini sebagai salah satu pertanda akan kehadiran leluhur dengan daya kekuatan supra tergolong besar. Misalnya pada saat Anda melakukan hening, mesu budhi, atau meditasi di suatu tempat dengan maksud maneges kepada para pendahulu. Peristiwa lainnya misalnya terjadi kabut yang turun secara cepat, kadang membentuk konfigurasi yang mempunya maksud sebagai perlambang adanya tabir gaib yang menjadi sekat antara dimensi wadag dengan dimensi yang abadi.
Mencium Aroma Singgul
Gejala ini saya kelompokkan tersendiri karena aroma singgul merupakan sinyalemen yang sangat khusus. Terutama berlaku di Jawa atau masyarakat Jawa. Singgûl sendiri merupakan racikan dari dua macam tanaman herbal, yakni dlingo dan bengle. Keduanya diparut dan dicampur dengan sedikit air. Dijadikan borèh yang biasa digunakan pada acara lelayu atau orang meninggal dunia. Cara pemakaian singgul, para pelayat cukup mengoleskannya sendiri di bagian kening kiri dan kanan. Biasanya disediakan pada acara takziah atau layatan orang meninggal dunia. Singgul berfungsi untuk menolak sawan yang keluar dari jasad orang baru meninggal, supaya sawan tidak mengenai para pelayat. Terkena sawan menyebabkan seseorang menjadi sakit demam, ngilu, lemas bahkan lebih berat dari itu, dan dapat berlangsung lebih dari sebulan. Sementara itu munculnya aroma singgûl menjadi salah satu pertanda atau sinyalemen jika ada seseorang yang akan meninggal dunia. Jika bau itu tercium pada saat Anda sedang sendirian saja di rumah atau di suatu tempat biasanya seseorang yang sudah kita kenal akan meninggal dunia dalam waktu yang tidak lama. Jika aroma itu muncul pada saat Anda sedang berada di antara kerumunan orang-orang, atau sedang berkumpul bersama di suatu acara, maka di antara orang-orang itu ada seseorang yang akan meninggal dunia dalam waktu dekat. Memang terasa serem kawan. Karena aroma singgul identik dengan kabar kematian. Tapi hal itu jangan membuat Anda lantas takut untuk kumpul bersama-sama.
Suara Misterius
Terdengar sayup suara-suara yang terasa membawa getaran mistis, sakral. Adapula terdengar suara-suara sangat asing di telinga Anda. Walau terjadinya singkat namun begitu bermakna. Suara menjadi terasa asing, karena sebelumnya tidak pernah terdengar di dimensi wadag. Atau indera raga Anda belum pernah mendengar suara itu sebelumnya. Suara-suara aneh atau sangat langka dan terasa asing terdengar di telinga kita lazim dialami oleh pelaku meditasi. Peristiwa itu terjadi karena proses meditasi telah mencapai pada kesadaran batin. Batin dan sukma pelaku meditasi lah yang mendengar suara-suara itu dan kemudian berhasil ditransfer ke telinga fisiknya. Dalam keadaan sadar ragawi, tidak sedang tidur, tidak meditasi, secara tak sengaja kita mendengar sayup-sayup suara gending di tengah malam hingga dini hari. Mungkin di antara para pembaca yang budiman pada saat tiba tengah malam mendengar suara gamelan pengiring reyog terdengar sayup-sayup hilang dan muncul berasal dari arah wilayah Pandan Simo hingga Pantai Trisik wilayah Bantul dan Kulonprogo. Alunan suara itu berasal dari aktivitas astral dari dimensi lain. Tujuannya bukan untuk mengganggu bangsa manusia, melainkan mereka sedang menjalani aktivitas kehidupannya sendiri. Mungkin saja aktivitas mereka itu sebagai salah satu bentuk mensyukuri atas segala nikmat dan berkah alam semesta. Bagi yang pernah atau sedang tinggal di Jogja, barangkali pernah mendengar sayup-sayup suara marching band pada jam-jam tertentu misalnya jam 04.00 – 05.30 pagi berasal dari wilayah timur Kota Jogjakarta. Sudah puluhan tahun lamanya penulis mulai mendengar suara misterius itu. Jika di datangi sumber suara itu di wilayah sekitar Bandara Internasional Adisucipto justru terdengar semakin menjauh dan hilang. Saking penasarannya, sampai suatu ketika ingin sekali tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Alhasil ternyata suara itu berasal dari aktivitas astral. Di saat perang kemerdekaan pernah terjadi pemboman yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap Angkatan Udara yang sedang melakukan aktivitas marching band. Akibatnya satu pleton TNI AU masa kemerdekaan yang sedang melakukan aktivitas marching band itu seluruhnya tewas. Suara itu bukan rekaman alam atas peristiwa masa lalu (saya masih belum paham dengan “teori” ini), namun sungguh-sungguh merupakan aktivitas yang dilakukan pada saat ini oleh para pahlawan yang gugur di masa perang kemerdekaan. Agar supaya menjadi pepeling bagi generasi bangsa saat ini.
Mata Batin
Dalam hal ini berupa perasaan berupa feeling atau naluri Anda. Tentu setiap orang pernah merasakan muncul suatu perasaan tidak enak hati, khawatir, takut, gelisah (perasaan negatif) atau sebaliknya merasakan ketenangan, keberanian, ketenteraman yang luar biasa (perasaan positif) tanpa tahu apa yang menjadi penyebabnya. Gejala psikhis seperti ini dapat muncul ketika terjadi interaksi dengan makhluk astral. Hanya saja kesadaran ragawi yang meliputi pikiran, nalar, maupun panca indera yang melekat di dalam diri kita, tidak dapat merasakan suatu interaksi dengan supernatural being. Sebaliknya mata batin kita yang tidak terikat oleh raga, bahkan bersifat tembus dimensi ruang dan waktu justru lebih mampu merasakannya. Terkadang indera visual seseorang tidak dapat melihat supernatural being, tetapi mata batinnya justru sangat tajam. Bahkan seringkali mata batin sudah mampu mengidentifikasi sinyal gaib, sementara indera yang lain belum bisa merasakannya. Untuk menguji tingkat akurasi mata batin seseorang, dapat dilakukan komparasi dengan seseorang yang mampu melihat supernatural being dengan indera mata visualnya atau dengan anak-anak indigo. Apabila keduanya berpendapat sama dan selaras, setidaknya dapat menjadi sarana untuk mengukur tingkat akurasinya. Dalam tulisan ini penulis ingin menarik benang merah, di mana perasaan positif dapat menjadi parameter di mana makhluk astral yang ada di sekitar kita bersifat positif pula, atau leluhur bangsa manusia, dapat pula dikatakan energi yang cocok dengan diri kita. Sebaliknya perasaan negatif menandakan makhluk astral yang ada disekitar kita bukan berasal dari sukma atau leluhur bangsa manusia. Atau energi yang tidak cocok dengan diri kita.
Sebetulnya masih banyak lagi peristiwa yang menjadi pertanda atau gejala adanya interaksi dengan sesuatu yang bersifat non-fisik. Tulisan singkat ini sekedar untuk komparasi dengan berbagai pengalaman para pembaca semua. Dengan harapan nantinya para sedulur yang merasa belum pernah berinteraksi dengan gaib tidak berkecil hati hanya karena tidak pernah supernatural being atau penampakan obyek astral. Tidak harus bisa melihat secara visual, paling tidak akan merasakan berbagai pertanda dan fenomena di atas, untuk selanjutnya memahami noumena, ngelmu kasunyatan, yang nyata bukan sekedar angan, imajinasi, hayalan, ilusi, halusinasi pikiran saja. Apalagi masing-masing orang berbeda talenta, ada yang lebih tajam indera pendengarannya, atau penciumannya, ketimbang indera matanya.
Related
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.
ConversionConversion EmoticonEmoticon