Mungkin Anda tidak pernah terpikir bagaimana astronot bisa bertahan hidup di luar angkasa. Bagaimana mereka makan, minum, tidur dan bahkan melakukan kegiatan `sakral` seperti buang air besar. Semua kegiatan sehari-hari itu mungkin dirasa bisa lebih sulit dilakukan di ruang hampa udara. Apakah mereka bisa melakukan itu semua?
Seperti yang diketahui, kondisi luar angkasa dengan bumi benar-benar sangat berbeda. Ketika para astronot berada di pesawat luar angkasa International Space Station (ISS), kegiatan makan dan minum mereka telah di-supply dengan persediaan makanan yang dikemas begitu minimalis.
Untuk memakannya pun cukup mudah, mereka hanya `mengisi` makanan kering tersebut. Setelah terisi dan menjadi basah, barulah mereka menyantap makanan itu layaknya bubur bayi. Nah, jika makan dan minum tergolong praktis, bagaimana dengan kegiatan `toilet business` mereka?
Seperti yang dikutip dari liputan6.com, kondisi toilet di stasiun luar angkasa ISS sangat berbeda dengan yang ada di Bumi. Water closet (WC) yang ada di Bumi memiliki lubang berukuran diameter yang besar, mulai dari 30-40 cm atau sekitar 12-16 inci.
Sayangnya, ukuran WC di ISS lebih kecil dari yang ada di Bumi, yakni sebesar 10 cm atau 4 inci. Jika astronot ingin buang air kecil, akan disediakan sebuah selang khusus agar proses buang air kecil tersebut berjalan lancar dan tidak berceceran.
Jika ukuran WC yang ada di ISS sama dengan Bumi, nantinya feses (kotoran) atau urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh manusia bisa `mengambang` kesana-kemari. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya gravitasi di luar angkasa.
Lucunya, NASA justru memasang kamera di dalam lubang WC. Hal tersebut bertujuan agar astronot dapat dengan mudah menyaksikan kembali `reka ulang` apa yang mereka lakukan di dalam toilet.
Untuk mekanisme pembuangan, toilet di stasiun luar angkasa ISS sudah dirancang agar dapat mengisap limbah dan memasukkannya ke sebuah wadah penyimpanan khusus. Nantinya, limbah tersebut akan dibuang ke luar angkasa.
Sementara, untuk urine manusia nantinya akan kembali diproses atau didaur ulang agar dapat diminum kembali. Proses daur ulang tersebut dikerjakan dengan mesin penyulingan yang diklaim NASA memiliki teknologi canggih.
NASA mengungkap, jumlah biaya untuk membangun sebuah toilet di ISS menghabiskan dana sebesar US$ 19 juta atau sekira Rp 266 miliar. Cukup mahal ya untuk ukuran toilet mini yang bahkan dianggap para astronot tidak nyaman.
Baca juga mengenai hal-hal sederhana lainnya yang jadi sulit untuk dilakukan di ruang angkasa disini
Republished by Blog Post Promoter
ConversionConversion EmoticonEmoticon