Ruteng merupakan ibukota Manggarai, salah satu kawasan di Flores, Nusa Tenggara Timur yang cukup maju. Memiliki hawa yang sejuk dan jalan yang terhubung ke berbagai tempat menarik, seperti Maumere dan Labuan Bajo, membuat Ruteng kerap menjadi tempat persinggahan sebelum menjelajahi lebih banyak tempat di Nusa Tenggara Timur.
Sisi keunikan Ruteng bukan hanya tentang ditemukannya Homo Floresiensis, yang menghebohkan dunia ilmu pengetahuan, kawasan adat ini juga menjadi titik tersebarnya fenomena alam berupa Circle Corp yang banyak mencuri perhatian banyak orang. Jauh sebelum orang-orang mengenal Circle Corp, masyarakat Ruteng telah mengenalnya dari generasi ke generasi.
Seperti yang dikutip dari liputan6.com, Masyarakat adat Ruteng mengenal sistem pembagian lahan pertanian yang dikenal dengan nama Lodok. Sesuai dengan tradisinya, sitem Lodok diawali dengan penanaman sebatang pohon di titik tengah lingko yang dikenal dengan nama ‘Hamparan’. Tetua adat kemudian membagi-bagikan lahan kepada para petani, dengan menarik garis dari titik tengah hingga ke titik batas luarnya, sehingga membentuk pola seperti layaknya Circle Corp.
Salah satu kawasan adat Ruteng yang masih menggunakan tradisi Lodok dalam pembagian lahan pertanian adalah Desa Adat Ruteng Pu’u. Menurut catatan, leluhur Ruteng Pu’u yang datang ke Flores berasal dari Minangkabau dan Gowa, Sulawesi Selatan. Desa ini menjadi unik lantaran terdapat altar dan makam batu para leluhur yang lokasinya berada tepat di tengah-tengah desa. Selain berkebun kopi, masyarakat adat Ruteng Pu’u juga hidup dari hasil pertanian.
Republished by Blog Post Promoter
ConversionConversion EmoticonEmoticon