Seorang Perawat Ungkapkan 5 Penyesalan Pasien-Pasiennya yang Bersiap Menjemput Ajal


Ini adalah sebuah kisah yang dialami oleh seorang perawat. Perawat ini sudah bekerja bertahun-tahun di perawatan paliatif (perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi). Seperti yang dilansir oleh vemale.com, banyak sekali pengalaman yang dialami oleh perawat ini. Salah satunya adalah berhadapan dengan pasien-pasien yang sudah bersiap menjemput ajal.

Perawat ini pun pernah menanyakan apa saja yang disesali oleh para pasien yang rupanya sudah berada di ujung hayat mereka. Dan inilah lima jawaban paling umum yang diberikan oleh pasien-pasiennya sebelum akhirnya ajal datang menjemput.

1. I wish I’d had the courage to live a life true to myself, not the life others expected of me.
Ini adalah rasa penyesalan paling umum yang dirasakan oleh para pasien. Saat tahu bahwa ajal akan datang menjemput, kebanyakan manusia akan menyesal kenapa dulu tidak melakukan hal-hal disukai, tidak mewujudkan impian-impian besar yang dimiliki. Ketika sudah jatuh sakit dan tahu bahwa ajal akan segera datang, rasa sesal kenapa dulu tidak berani untuk memperjuangkan hal yang diinginkan seringkali menghantui.

2. I wish I didn’t work so hard.
Penyesalan ini datang dari setiap pasien pria yang ditemui perawat tersebut. Banyak orang yang merasa bahwa merasa sangat menyesal karena terlalu gila kerja sampai lupa akan pentingnya mengasuh anak, mengontrol tumbuh kembang anak, dan juga menghabiskan waktu dengan keluarga.

3. I wish I’d had the courage to express my feelings.
Banyak orang yang memendam dan menyembunyikan perasan agar tidak berkonflik dengan orang lain. Akibatnya mereka jadi merasa tidak bisa menjadi diri sendiri. Apalagi banyak sekali penyakit yang diakibatkan oleh eksrepsi atau emosi yang terus dipendam dan disembunyikan selama bertahun-tahun. Ada saatnya kita untuk jujur pada orang lain dan juga pada diri sendiri dalam mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasakan.

4. I wish I had stayed in touch with my friends.
Banyak orang yang merindukan sahabat-sahabatnya saat berada di ambang kematian. Rasa rindu akan kasih sayang dan cinta dari orang-orang terdekat bisa semakin menyiksa orang yang tahu bahwa dirinya tak akan bertahan hidup lama di dunia. Rasa sesal karena dulu tidak menjaga ikatan persahabatan dengan baik ini dirasakan oleh banyak sekali pasien.

5. I wish that I had let myself be happier.
Pernyataan ini termasuk yang paling mengejutkan. Rupanya banyak orang yang baru menyadari hal ini ketika mereka sudah tak berdaya dan menanti ajal menjemput. Terjebak dalam rutinitas dan hidup yang itu-itu saja telah membuat banyak orang tidak bisa merasa bahagia dan pada akhirnya menciptakan rasa sesal.

Hidup ini sebenarnya adalah pilihan. Setiap orang punya hidupnya sendiri-sendiri. So, we need to choose consciously, choose wisely, choose honestly and more importantlu, choose happiness.

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment