Tragis! Pria Ini Alergi Terhadap Gadget dan Semua Teknologi Elektromagnetik


Saat ini manusia sedang berada dalam era teknologi, yang mana semua perlengkapan kebutuhan orang-orang akan semakin terkoneksi dengan gadget dan internet, yang membantu aktivitas manusia dalam kesehariannya.

Namun, ternyata tak semua orang dapat menikmati betul akan kehadiran teknologi. Kisah tragis harus dialami Peter Llyod yang mempunyai alergi terhadap teknologi atau dikenal dengan istilah hipersensitivitas eletromagnetik (EHS).

Seperti yang dikutip dari viva.co.id, Llyod harus mendekam serta terisolasi di rumahnya sendiri di St Fagans, Cardiff, Wales, dengan perlengkapan yang jauh dari barang-barang elektronik dan benda listrik.

Ia tak bisa menggunakan gadget yang bermuatan listrik seperti ponsel, jam tangan, televisi, telepon, pemutar CD, atau listrik di rumahnya. Dikarenakan bila ada barang tersebut di dekatnya, Llyod akan merasakan reaksi kesakitan.

“Saya pertama kali mengalami apa yang terjadi yang saya rasakan itu adalah ketika saya masih berumur pertengahan dua puluhan. Saya merasakan perasaan pusing setelah melihat layar komputer dan tidak mampu berpikir jernih,” ungkap Llyod.

Andalkan Lilin
Diketahui, orang yang mengidap hipersensitivitas eletromagnetik ini akan mengalami seperti flu, sakit kepala, lesu, dan mual ketika bersentuhan atau berdekatan dengan peralatan berbau teknologi. Pada tahun 2009, Parlemen di Eropa menyatakan orang yang menyandang EHS, dikatakan sebagai orang cacat.

Maka dari itu, Llyod tak leluasa untuk bepergian ke luar rumahnya karena akan saling berkontak dengan ponsel orang lain, mobil, bor listrik, hingga zona Wi-Fi.

Bahkan, dalam pencahayaan saja, pria berumur 42 tahun tersebut mengandalkan lilin untuk membaca buku-buku serta artikel di majalah New Scientist dan Scientific American untuk menemani aktivitas sehari-harinya.

“Saya menemukan beberapa artikel yang menjelaskan gejala saya dan saya menemukan sebanyak mungkin tentang hipersensitivitas elektromagnetik,” tuturnya.

Sebelumnya, Llyod menghabiskan diri tinggal di daerah Spanyol selama tiga tahun, namun kembali ke Cardiff, di mana ia harus kehilangan kemampuan untuk berjalannya, karena sering berada di rumahnya.

Namun, kisah tragis lainnya harus dihadapinya. Pasalnya, Dewan Cardiff menyatakan akan menggusurnya. Bila penggusuran itu terjadi, ia akan dipindahkan ke rumah sakit, yang tak lain banyak peralatan medis mengandung eletromagnetik, sehingga Llyod akan semakin parah.

Maka dari itu, Llyod berkeinginan untuk terisolasi di sebuah pondok kayu agar tetap terjaga dari benda-benda eletronik.

Originally posted 2014-10-17 13:15:22. Republished by Blog Post Promoter

Let's block ads! (Why?)

Previous
Next Post »
Thanks for your comment