Babi yang Berbulu Domba


Di Indonesia dikenal istilah “Musang berbulu Domba” yang mengacu pada orang jahat yang berpura baik. Bagaimana dengan barang haram berpura halal? Apakah layak disebut “Babi berbulu Domba”? Ternyata babi berbulu mirip domba memang benar-benar ada!

Seperti yang dikutip dari Alam Mengembang jadi Guru, Mangalitsa atau mangalica adalah jenis babi langka asal Hungaria yang memiliki pertumbuhan yang tidak biasa dengan rambut keriting pada tubuhnya, yang sangat mirip dengan yang ada pada domba. Bulunya bisa hitam, atau merah, tapi yang paling sering adalah pirang. Satu-satunya jenis babi lainnya yang terkenal karena memiliki mantel panjang adalah Lincolnshire Curly Coat of England yang sekarang sudah punah. Mangalica adalah babi terakhir yang ada dengan bulu yang tidak biasa ini, dan babi mangalica juga nyaris punah di tahun 1990-an, ketika hanya ada kurang 200 babi jenis ini yang masih hidup.

Perkembangbiakan dari Mangalitsa dimulai pada tahun 1830-an di Kekaisaran Austro-Hungaria setelah Archduke Joseph Anton Johann, anak ketujuh dari Kaisar Romawi Suci Leopold II, menerima beberapa babi Sumadija dari seorang pangeran Serbia, dan kemudian mengawin silangkan mereka dengan babi Bakony dan Szalonta, yang menghasilkan Mangalitsa dengan rambut keritingnya dan cenderung untuk memiliki berat yang besar. Awalnya babi ini disediakan untuk keluarga kerajaan Habsburg, tetapi karena rasanya yang dianggap oleh orang eropa sangat lezat, maka mangalitsa menjadi sangat populer sehingga pada akhir abad ke-19, mangalitsa adalah babi utama yang diternakkan di Eropa.

Baca Juga:  28 Bunga yang Indah, Unik dan Beracun di Dunia

Mangalitsa tidak memerlukan perawatan khusus dan mudah gemuk. Bahkan, Mangalitsa adalah salah satu babi tergemuk di dunia dengan kandungan lemak 65% sampai 70 % dari berat tubuhnya. Dari awal abad ke-19 hingga 1950 itu adalah babi jenis yang paling populer di Hungaria . Lemak, bacon dan salaminya banyak dicari dan dijual orang di pasar Eropa. Lemak babi dari Mangalitsa juga digunakan sebagai lemak untuk memasak, produksi lilin, sabun dan kosmetik. Ini adalah waktu sebelum minyak nabati diperkenalkan. Bahkan pelumas industri dan bahan peledak juga menggunakan lemak babi ini.

Lemak babi jatuh nilainya pada pertengahan abad ke-20 ketika orang-orang tahu bahwa lemak jenuh berbahaya bagi kesehatan. Peteernakan babi mangalitsa dengan cepat menurun dan digantikan dengan bibit yang tumbuh lebih ramping dan lebih cepat dengan lebih banyak daging dan sedikit lemak. Pada akhir tahun 1970-an bbi Mangalitsa di Austria hanya bisa ditemukan di Taman Nasional dan Kebun Binatang, dan hanya ada kurang dari 200 ekor induk babi di peternakan Hongaria.

Tapi di pertengahan 1980-an minat untuk pengembang biakan Mangalitsa diperbaharui dan pada tahun 1994, Hungarian National Association of Mangalica Pig Breeders didirikan untuk melindungi perkembang biakan babi ini. Selama 20 tahun berikutnya, sosis mangalica tradisional dengan paprika manis telah tersedia di pasar Hungaria lagi.

Bagi Muslim, apapun jenis babinya dan selezat apapun daging babi itu dikatakan, tetap saja haram.

Republished by Blog Post Promoter

Let's block ads! (Why?)

Previous
Next Post »
Thanks for your comment