6 Tempat Favorit Nyi Roro Kidul


Nyi Roro Kidul penguasa Laut Selatan, memiliki tempat-tempat favorit untuk pertemuan antara Kanjeng Ratu dengan Manusia di alam nyata. Ratu Kidul dan para jinnya bersemayam dan menjadi penguasa di kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa. Tak heran, bila kesan mistik dan horor sangat melekat di kawasan pantai tersebut. Inilah enam tempat yang menjadi ‘pintu’ menuju Alam Ghaib Ratu Pantai Selatan, seperti dikutip dari wisatamistisjogja.blogspot.co.id.

1. Pantai Pelabuhan Ratu, Jawa Barat

Pantai Pelabuhan Ratu dikenal sebagai pantai yang memiliki deburan ombak yang kuat. Pantai ini memiliki tofografi perpaduan antara pantai yang landai dan pantai yang curam, tebing karang yang sangat terjal, hempasan ombak dan hutan cagar alamnya yang rimbun. Makanya banyak yang berkunjung ke Pelabuhan Ratu tak hanya terbatas di momen-momen tertentu saja, hampir setiap hari pantai ini banyak dikunjungi pendatang.

Masyarakat sekitar pantai, bahkan masyarakat yang radiusnya agak jauh dari Pelabuhan Ratu memercayai adanya penguasa Ratu Pantai Selatan yang sangat cantik dan melegenda bernama Nyi Roro Kidul. Penguasa pantai selatan ini konon berkuasa di sebuah kerajaan makhlus halus yang sangat besar dan indah. Ada hari-hari khusus dimana momen ritual kerap dijalankan oleh mereka yang berkunjung kesini. Pada Hari Nelayan biasa akan banyak orang yang bertandang kesini untuk melakukan ritual “Larung Laut”.

Pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Jawa Barat ini, memang terkenal karena mitos Nyai Roro Kidul. Bahkan di sekitar pantai tersebut ada sebuah hotel yang membuat kamar khusus untuk Sang Ratu. Hotel Inna Samudera namanya. Saat berkunjung ke Pelabuhan Ratu, traveler akan melihat bentang laut biru dengan ombak yang cukup besar.

Tak cuma pantai, di atas bukit Pelabuhan Ratu juga terdapat sebuah vihara bernama Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa. Di vihara ini, ditempat tersebut juga bisa menikmati sejuknya angin laut dan bentangan lepas laut selatan.

2. Hotel Inna Samudera, Jawa Barat

Hotel yang dulu bernama Samudera Beach Hotel itu didirikan oleh Presiden Soekarno di tahun 1962. Saat itu, hotel tersebut merupakan salah satu hotel berbintang yang mewah dan memiliki prestis sendiri karena dibangun bersamaan dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel dan Toserba Sarinah dan kemudian menjadi tempat-tempat kaum kelas atas menghabiskan akhir pekannya.

Layaknya hotel berbintang lainnya, Hotel Inna Samudera menawarkan berbagai kenyamanan dan fasilitas kepada para pengunjungnya. Namun bukan hal itu yang membuat hotel ini istimewa dan menarik banyak pengunjung kesana, melainkan sebuah kamar misterius bernomor 308. Kamar tersebut disediakan pihak hotel sebagai tempat peristirahatan Nyai Roro Kidul, sehingga tidak disewakan sebagai kamar penginapan seperti kamar-kamar lainnya.

Meskipun tidak disewakan untuk menginap, kamar ini tertata dan terawat dengan baik untuk menyenangkan sang ratu pantai. Nuansa kamar pun diatur sedemikian rupa dengan dominasi warna hijau yang dipercaya sebagai warna favorit Roro Kidul. Para pengunjung hotel boleh mampir ke kamar ini dengan sejumlah syarat yang sudah ditentukan oleh pihak hotel. Beberapa syarat diantaranya harus mengucapkan salam saat masuk dan keluar kamar, tidak boleh berisik atau membuat kegaduhan, tidak boleh menyampah, tidak boleh berada di kamar selama lebih dari sejam, dan khusus wanita yang sedang haid dilarang masuk.

Nuansa hijau menyergap kamar mulai dari dinding, karpet, gorden hingga vas bunga. Namun yang membuat bulu kuduk pengunjung bergidik adalah sebuah lukisan besar bergambar Nyai Roro Kidul karya pelukis Basuki Abdullah yang tergantung di dinding. Pengunjung yang datang ke kamar itu seringkali meletakkan berbagai ‘hadiah’ bagi sang Nyai diatas meja yang telah disediakan. Kebanyakan yang ditaruh di meja itu adalah bunga-bungaan dan barang-barang berwarna hijau, sehingga jangan heran bila kadang banyak merasa seperti masuk tempat pertapaan karena aroma bunga yang menyengat.

Kamar ini juga kerap dijadikan tempat semedi oleh para pengunjung. Bila ingin bersemedi di kamar misterius ini, Anda akan dikenakan tarif untuk semedi selama satu jam. Pengunjung memang tidak boleh berlama-lama di kamar ini karena dikhawatirkan sang ratu merasa terganggu. Namun bila Anda memang sedang menginap di hotel ini, Anda sama sekali tak dikenakan tarif sepeserpun tapi tetap harus mematuhi syarat yang telah ditentukan.

3. Pantai Parangtritis, DI Yogyakarta

Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis dan laut selatan, hingga ke batas cakrawala.

Belum banyak orang tahu bahwa di sebelah timur tebing ini tersembunyi sebuah reruntuhan candi. Berbeda dengan candi lainnya yang terletak di daerah pegunungan, Candi Gembirawati hanya beberapa ratus meter dari bibir Pantai Parangtritis. Untuk menuju candi ini, kita bisa melewati jalan menanjak lalu masuk ke jalan setapak ke arah barat sekitar 100 meter. Sayup-sayup gemuruh ombak laut selatan yang ganas bisa terdengar dari candi ini.

Pantai Parangtritis menyimpan banyak legenda tentang penguasa laut selatan, Nyai Roro Kidul. Sebagian orang percaya bahwa pengunjung dilarang mengenakan pakaian berwarna hijau saat berada di pantai ini. Karena mitosnya seseorang yang memakai baju hijau akan menjadi sasaran Nyai Roro Kidul untuk dijadikan pengikutnya. Setiap malam satu suro pantai ini akan ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan upacara adat untuk merpersembahan sesajian yang akan dilepas kelaut.

4. Pantai Sembukan, Jawa Tengah

Pantai Sembukan merupakan salah satu obyek wisata spiritual, dilengkapi beberapa sarana ibadah antara lain masjid, paseban dan sanggar. Menurut mitos, pantai ini merupakan pintu gerbang ke-13 Kerajaan Ratu Kidul. Gerbang ini digunakan oleh Kanjeng Ratu Kidul untuk menghadiri pertemuan dengan raja-raja Kasunanan Surakarta (Paku Buwono). Setiap setahun sekali diadakan selamatan Larung Ageng baik oleh Kraton Surakarta, Pemkab Wonogiri maupun masyarakat desa Paranggupito. Selamatan ini sangat menarik kunjungan wisatawan.

5. Keraton Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah

Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut Karaton Surakarta Hadiningrat adalah istana Kasunanan Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Istana terakhir Kerajaan Mataram didirikan di desa Sala (Solo), sebuah pelabuhan kecil di tepi barat Bengawan (sungai) Beton/Sala.

Setelah resmi istana Kerajaan Mataram selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Sunan PB II kepada VOC pada tahun 1749. Setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini.

Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Kasunanan Surakarta yang memiliki keindahan bangunannya, ternyata terselip pula kisah Nyai Roro Kidul di keraton tersebut. Di kalangan masyarakat sekitar berkembang mitos bahwa Sangga Buwana dulunya merupakan tempat pertemuan Raja dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul. Masyarakat juga meyakini bahwa semua bangunan yang berdiri di Solo tidak boleh melebihi Sangga Buwana yang memiliki ketinggian sekitar 35 meter.

6. Vihara Kalyana Mitta, DKI Jakarta

Vihara Kalyana Mitta ini berlokasi di Jalan Pekojan 1 No. 65, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Vihara ini memiliki keunikan tersendiri, ternyata kisah Nyai Roro Kidul juga sampai di Jakarta.

Di Vihara Kalyana Mitta, Pekojan, Jakarta Barat, terdapat satu tempat pemuliaan untuk Nyai Roro Kidul. Dilansir dari situs resmi Vihara Kalyana Mitta, ruangan yang ada di lantai bawah atau altar dewa-dewi vihara ini, disana dapat terlihat lukisan Kanjeng Ratu lengkap dengan dupa, keris, dan alat sesajen lainnya. Tidak cuma Kanjeng Ratu Selatan, selain itu juga bisa melihat tempat pemuliaan Eyang Surya Kencana, Raden Ratu Prawira Negara, dan yang menjadi tempat doa utama di vihara ini adalah Kwan Im Pho Sat.

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment