Penemuan Candi Kuno yang Arca-Arcanya di Depan Warung Mie Ayam


Sejak tahun 1970-an, kebun warga di Desa Duduhan RT 4 RW 5, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, diketahui menyimpan potensi benda purbakala. Setelah dieksvakasi, ternyata memang ada bangunan serupa candi.

Ekskavasi dilakukan pada akhir September 2015. Pelaksananya adalah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN), mahasiswa ITB, dan UGM. Diperkirakan candi tersebut berukuran 9,3 meter x 9,3 meter. Namun baru sebagian yang digali. Hanya terlihat tumpukan seperti batu candi yang membentuk undakan.

Menurut pemilik kebun, Sutopo (63), dulu pernah ada arca Ganesha di lahannya. Hal itulah yang jadikan rujukan penelitian. Selanjutnya, ekskavasi pun dilakukan.

Seperti yang dikutip dari detik.com, Sutopo mengaku senang dengan ekskavasi dari tim PPAN. Kini kebunnya jadi banyak dikunjungi orang. Jika nantinya dijadikan tempat wisata, dia mengaku pasrah saja.

“Kalau mengharuskan dibuat wisata apa boleh buat, nanti di sini bisa tambah ramai. Ini untuk kepentingan orang banyak juga. Tapi saya khawatir kalau ada yang mengatasnamakan pemerintah tapi terus dijual lagi,” ujar Sutopo di rumahnya.

Hingga saat ini, para peneliti belum sepenuhnya yakin terkait hasil ekskavasi. Apakah bangunan tersebut memang candi atau bentuk lain. Mereka memperkirakan bangunan tersebut merupakan peninggalan Mataram Kuno pada abad 10 dan dibuat saat Hindu masuk ke Jateng lewat jalur pantura yaitu Semarang-Kendal.

Namun semua itu hanya dugaan. Perlu ada kajian berupa penelusuran sejarah dan penelitian laboratorium terhadap jenis batunya. Alhasil, setelah ekskavasi, bangunan itu tersebut tetap jadi misteri.

Patung-Patung di Depan Warung Mie Ayam

Lokasi ditemukannya situs kuno oleh tim arkeolog di kebun warga di Desa Duduhan, Kelurahan Mijen RT 01 RW 05, Kota Semarang, masih menyimpan banyak misteri termasuk arca-arca atau patung yang diduga sudah banyak hilang. Dua potongan patung yang masih bisa dilihat di dekat kebun tersebut kini diletakkan di pinggir jalan di depan warung mi ayam.

Bongkahan patung tersebut berbentuk yoni dan potongan arca lembu. Pada arca lembu tersebut hanya tersisa bagian badan dan dua kaki depannya saja sedangkan kepala dan tubuh bagian belakang sudah tidak ada.

“Di depan warung mi ayam itu ada patung lembu dan patung berbentuk persegi dan ada lingkaran di atasnya. Itu asli dari kebun juga,” kata pemilik kebun, Sutopo.

Tidak tahu sejak kapan dua bongkahan arca itu diletakkan di pinggir jalan tersebut. Pemilik warung mi ayam juga tidak mengetahui persis kapan benda itu ada di sana karena sebelum warungnya berdiri, arca sudah ada.

“Sudah lama sekali itu di situ. Enggak membuat jadi angker, kok, malah bikin ramai,” kata perempuan pemilik warung.

Di sekitar warga Duduhan juga sempat terdengar cerita ada patung wanita yang diduga Dewi Durga di sekitar situs tersebut. Namun arca itu hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Selain itu ada juga arca Ganesha yang sempat hilang tahun 1980-an namun sudah kembali dan disimpan di museum Ronggowarsito Semarang setelah pencurinya diproses hukum.

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) melakukan ekskavasi kebun Sutopo pada akhir September lalu. Mereka memperkirakan besaran situs kuno yang berada di bawah gundukan tanah, yaitu 9,3 m x 9,3 meter. Sejumlah batu sampel dibawa untuk diteliti agar diketahui usia situs tersebut. Situs yang ditemukan berbentuk susunan bata berundak itu dibangun pada zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Sementara itu sisi gundukan tanah yang sempat digali tim arkeolog memperlihatkan batu yang ditumpuk membentuk undakan di candi. Saat ini lubang galian tersebut kembali diurug tanah untuk menjaga agar tidak rusak hingga ada tindakan lebih lanjut.

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment