Jepang berencana untuk meningkatkan angka kelahiran, dengan mengambil langkah melalui paket kebijakan reformasi. Hal ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan insentif pajak.
Sejak empat tahun lalu, populasi warga Jepang mulai menurun dan disebabkan oleh merosotnya tingkat kelahiran di negeri Sakura tersebut. Lebih banyak jumlah orang tua daripada jumlah anak-anak di Jepang. Hal ini jika dibiarkan tentu saja dapt menyebabkan bangsa Jepang mengalami kepunahan.
Seperti yang dilansir oleh Liputan6.com melalui Reuters, para ekonom menyambut dengan baik keputusan Perdana Menteri Shinzo Abe yang melihat masalah tersebut sebagai agenda utama pada program pemerintahnya.
Shinzo Abe yang ditemui dalam rapat kabinet oleh Reuters, mengungkapkan bahwa permasalahan dalam hal demografi menjadi topik utama. Selain itu, kebijakan reformasi tersebut diharapkan akan memberi kontribusi pada naiknya angka kelahiran.
Jika sebagian besar memilih memanfaatkan imigrasi sebagai penunjang untuk meningkatkan perekonomiannya, maka lain hal dengan Jepang. Pihaknya hanya akan memberikan paket kebijakan kepada warga Jepang untuk mendorong angka kelahiran, agar berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan tidak berlaku bagi pendatang.
Menurut ekonom senior dari BNP Paribas Securities, selain kebijakan tersebut, perlu adanya penambahan fasilitas penitipan anak sebagai penunjang.
Selain itu, menurut studi yang dilakukan Institut Nasional Keamanan Populasi dan Sosial di Jepang memperkirakan akan terjadi penurunan sebesar 87 juta orang pada tahun 2060.
Ungkapan “banyak anak, banyak rejeki” akan menjadi semboyan untuk kondisi Jepang saat ini.
Related
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.
ConversionConversion EmoticonEmoticon