5 Sungai di Indonesia yang Pernah Dibanjiri Darah dan Mayat Mengapung


Sungai menjadi pusat segala aktivitas dari manusia. Entah itu mencari air, mandi, bekerja, dan lain sebagainya. Namun dalam praktiknya, sungai juga difungsikan sebagai bagian dari budaya dan adat setempat. Seperti misalnya, ada begitu banyak kegiatan adat yang dilakukan di sungai, termasuk melarung sajen atau bahkan abu dari orang yang sudah meninggal.

Tapi ada kalanya sungai juga dijadikan “kuburan”, tempat orang-orang membuang mayat. Alhasil, sungai yang biasanya tampak indah dan sejuk berubah menjadi seram dan berbau tak sedap. Hal tersebut rupanya terjadi pada beberapa sungai di Indonesia, yang kebetulan menjadi saksi bisu tragedi kemanusiaan paling berdarah di negeri ini. Penasaran? Yuk simak ulasan lengkapnya, seperti yang dilansir oleh boombastis.com.

1. Sungai Bengawan Solo


Sungai Bengawan Solo pernah menjadi saksi bisu dari tragedi kemanusiaan paling berdarah di Indonesia. Warga yang biasanya melakukan aktivitas di sekitar sungai, seperti mencuci, mandi, mencari ikan, bahkan harus membatalkan niat mereka untuk berlayar di sungai tersebut.

Salah satu spot yang sering dijadikan tempat jagal para korban tragedi 1965 adalah Jembatan Bacem. Jembatan ini dibangun tepat di atas aliran Bengawan Solo. Setiap malam, para tentara menembaki tahanan terduga PKI di Jembatan Bacem, dan kemudian mayatnya dihanyutkan begitu saja di aliran Sungai Bengawan Solo.

Akibat tindakan itu, warga yang tinggal di sekitar sungai enggan mengambil air apalagi berlayar di sungai tersebut selama beberapa waktu. Barulah saat air sungai mulai kembali jernih alias tidak ternoda darah, mereka kembali melakukan aktivitas di sungai itu. Sebab, tak jarang para nelayan yang rutin menangkap ikan di sana, mendapati ada jari atau bagian tubuh manusia lainnya di dalam perut ikan.

Republished by Blog Post Promoter

Let's block ads! (Why?)

Previous
Next Post »
Thanks for your comment