Miris! Setelah Taman Bunga Kini Taman Lampion yang Diserbu Pasukan Selfie


Kembali tingkah negatif turis terlihat di Yogyakarta. Kali ini di Taman Lampion Kaliurang. Tak peduli keselamatan, mereka memaksa foto di tengah kabel lampu.

Taman Lampion adalah atraksi wisata temporer yang dibuka di kawasan Gardu Pandang, Kaliurang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman bekerja sama dengan PT Taman Pelangi membuka taman ini dari tanggal 12-31 Desember 2015.

Di dalam taman ini, terdapat aneka lampion dengan bentuk unik, dan juga hamparan lampu kecil yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat begitu cantik. Tentu spot indah ini akan dijadikan tempat untuk ajang berselfie atau foto bersama.

Mengetahui kebutuhan pengunjung, sudah terdapat jalur aman untuk digunakan turis yang ingin berfoto seakan di tengah lampu. Sehingga mereka tak perlu melompat ke tengah dan membahayakan diri sendiri.

“Sebenarnya sudah ada jalur yang disediakan untuk orang yang ingin foto. Jadi seakan dia ada di tengah-tengah lampu,” ujar anggota komunitas d’Traveler, Florentina Retno Parwiyati kepada detikTravel.

Objek wisata ini memang ditujukan untuk hiburan di akhir tahun. Tapi agaknya, tidak diperkirakan untuk sedemikian ramai. Menurut Retno, turis yang datang tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga ada turis asing yang turut menikmati indahnya taman ini.

Sayangnya, banyak turis tak bertanggung jawab dan egois yang melompat ke tengah hamparan lampu. Seakan tak peduli keselamatan, mereka rela melompati kabel-kabel demi fotonya terlihat indah.

“Anak muda banyak, orang tua juga banyak yang foto seperti itu. Bahkan ada anak-anak yang disuruh orangtuanya untuk ke tengah kabel untuk difoto. Saya pulang pukul 22.30 pun masih ramai keadaan di sana,” lanjut Retno.

Sebelum jauh membicarakan estetika dan kerapihan taman, lebih baik bicara tentang keamanan masing-masing. Sungguh miris mendengar bagaimana para turis ini seakan tak peduli keamanan diri sendiri. Apakah sebuah foto bisa seberharga itu?

“Imbauan dari saya, sesama pengunjung, sudah ikut jalur yang sudah ada saja. Tak perlu ke tengah-tengah apalagi untuk foto. Selain bahaya dan bisa membahayakan diri sendiri, juga bisa membahayakan pengunjung lain yang di sana,” tutur Retno.

Mari belajar jadi turis yang berpendidikan dengan mau menaati peraturan setempat. Mudah kok!

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment